Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta
akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal
inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua
orang dan semua golongan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan
tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar
cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya
ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita,
tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.
Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang
teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan
hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia
tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan
gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.
Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila
sedang dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan
senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang
diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal
ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun demikian,
pandangan hiup erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan hidup
merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan cita-cita
atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.
Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab
kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka
yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo
(1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup
itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi
serta tidak selamanya bersifat positif.
Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya
digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology. Pandangan
hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun
masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.
Pandangan hidup ialah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan
pegangan, pedoman, arahan,, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan
pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan hidup
banyak sekali macamnya dan ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat
diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya
2. Pandangan hidup yang berupa idiologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu ;
a. Cita-cita
b. Kebajikan
c. Usaha
d. Keyakinan / kepercayaan
Cara manusia memandang dan menyikapi apa yang terdapat dalam alam
semesta bersumber dari beberapa faktor yang dominan dalam kehidupannya.
Faktor itu boleh jadi berasal dari kebudayaan, filsafat, agama,
kepercayaan, tata nilai masyarakat atau lainnya. Luasnya spektrum
pandangan manusia tergantung kepada faktor dominan yang mempengaruhinya.
Cara pandang yang bersumber pada kebudayaan memiliki spektrum yang
terbatas pada bidang-bidang tertentu dalam kebudayaan itu
deologi adalah gabungan antara pandangan hidup yang meruupakan yang
merupakan nilai –nilai yang telah mengkristal dari suatu bangsa serta
Dasar Negara yang memiliki nilai-nilai falsafah yang menjadi pedoman
hidup suatu bangsa, selain itu, Idiologi adalah merupakan hasil reflesi
manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia
kehidupannya. Maka terdapat suatu yang bersifat dialektis antara
idiologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak membuat idiologi semakin
realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati bentuk
yang ideal. Ideologi mencerminkan cara berfikir masyarakat,bangsa maupun
negara,namun juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya.
2 hak ideologi ideologi ada 2, yaitu
- ideologi hukum
- ideologi politik
3. CITA-CITA
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup.
Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan
kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepas diri
dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu.
Orang tua selalu menimang-nimang anaknya sejak masih bayi agar menjadi dokter, insinyur, dan sebagainya.
Ini berarti bahwa sejak anaknya lahir, bahkan sejak dalam kandungan,
orang tua telah berangan-angan agar anaknya itu mempunyai jabatan atau
profesi yang biasanya tak tercapai oleh orang tuanya.
Selain dari itu, pada setiap kelahiran bayi, do’a yang di ucapkan
oleh family atau handai taulan biasanya berbunyi : “ Semoga kelak
menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan berbakti kepada
orang tua.
Karena itu wajarlah apabila cita-cita, kebajikan, dan pandangan hidup
merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita,
tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau
tingkat cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda
bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada
dalam hati. Cita-cita sering kali diartikan sebagai angan-angan,
keinginan, kemauan, niat atau harapan. Cita-cita itu penting bagi
manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.
Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni lunak, keras,dan lemah, seperti :
- Orang yang berhati keras, biasanya tak berhenti berusaha sebelum
cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan
segala esulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati keras biasanya juga
mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
- Orang berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai cita-citanya
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha
mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga
mencapai cita-citanya.
- Orang yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi
dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan
dan berganti keinginan.
4. KEBAJIKAN
3. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya
adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama
atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu
baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung
berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari
tiga segi, yaitu :
- Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan
baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam
hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu
merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah
memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
- Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang
menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati
manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap
baik. Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri
dari kemasyarakatan.
- Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun
harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan
agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik.
Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula
suara Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan
atau Hukum agama.
Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati
kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata
sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah-tamah
terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang
melihatnya.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung
kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya
orang-orang munafik yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.
5.USAHA ATAU PERJUANGAN
Usaha atau perjuangan adalah bentuk kerja keras untuk mewujudkan
tujuan atau cita-cita. Tanpa adanya usaha, hidup manusia tak ada
artinya. Manusia diciptakan berakal dan berindra, di mana apa yang
dititipkan-Nya harus dipotensialkan sesuai kemampuannya.
Perjuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari hidup dan kehidupan.
Perjuangan merupakan bentuk dari serangkaian upaya yang dilakukan.
Ketika berupaya untuk meraih apa yang kita inginkan, kita tentu
membutuhkan serangkaian action, strategi dan perilaku yang
tepat. Pengulangan ketiganya secara terus menerus melalui perbaikan dan
pengembangan yang dibutuhkan sesungguhnya merupakan inti dari perjuangan
hidup.
Kedua adalah perwujudan, yang mengartikan perlunya implementasi dan
hasil nyata. Ketika suatu tujuan telah ditetapkan dan ingin dicapai maka
langkah berikutnya harus disertai dengan implementasi. Disetiap proses
perjuangan selalu membutuhkan implementasi nyata. Hasil nyata akan
terwujud apabila kita bisa menjaga proses implementasi dengan baik dan
benar. Hasil yang mampu dicapai merupakan wujud dari sebuah perjuangan.
Perjuangan tidak selalu identik dengan lamanya kita melakukan proses
implementasi untuk mewujudkan keinginan kita. Bisa jadi seseorang
membutuhkan perjuangan yang lebih singkat dengan sedikit sumber daya
yang dibutuhkan, sedangkan individu lainnya justru sebaliknya.Kesiapan,
ketersediaan dan kualitas sumber daya, strategi, situasi dan tingkat
kesulitan yang dihadapi, serta dukungan dari lingkungan eksternal amat
menentukan seberapa besar dan lamanya sebuah perjuangan harus dilakukan.
Ketiga adalah kata-kata. Kata-kata adalah sesuatu yang kita ucapkan
baik secara internal maupun eksternal. Serangkaian kata-kata merupakan
alat komunikasi. Perjuangan membutuhkan kata-kata untuk
mengkomunikasikan tujuan yang akan dan telah dicapai. Kata-kata akan
semakin memperjelas proses perjuangan yang sedang dan telah dilakukan.
6. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup apapun dan
bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil dalam kehidupan yang
diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah memiliki
pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita
dengan baik pula. Adapun langkah-langkah berpandangan hidup yang baik
yakni:
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap
pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa
itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia
itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa
pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada
sebelum manusia itu belum turun ke dunia.
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti.
Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu
sendiri. Bila dalam bemegara kita berpandangan pada Pancasila, maka
dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa
Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagai
yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa
itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur
kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah
menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita
memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan
hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang
terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam
pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang
dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang
berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap
lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau
mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan
hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup
itu sendiri.
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan,
maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari
kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang
telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung
memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan
hidupnya.
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan
meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya
lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan
manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan
oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa
masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
SUMBER : http://abra139210.wordpress.com/2011/03/27/manusia-dan-pandangan-hidup/
http://isyarif.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-pandangan-hidup.html
ilmu budaya dasar
Lessy Novelyan P.S
34412182
1ID05
universitas gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar