Reducing
Process Variability By Using DMAIC Model: A Case Study In Bangladesh
Penulis
|
Ripon Kumar Chakrabortty, Tarun Kumar
Biswas, Iraj Ahmed
|
Metode
|
DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Improve, Control)
|
Penerbit
|
International Journal For Quality
Research 7 (1) 127-140, ISSN 1800-6450 2010 Vol I.
Accepted 26 Februari ,2013, Bangladesh
|
Banyak industri
manufaktur terkemuka Sekarang, Six Sigma dan konsep Lean manufaktur untuk
meningkatkan produktivitas mereka serta kualitas produk . Penulisan tersebut
menjelaskan pendekatan Six Sigma yang digunakan untuk mengurangi variabilitas
proses industri pengolahan makanan di Bangladesh. Metode DMAIC ( Define
, Measure , Analyze, Improve , & Control) digunakan
untuk melaksanakan Sigma Filsafat Six . Lima fase model telah terstruktur
langkah demi langkah masing-masing. alat yang berbeda dari Total Quality
Management , statistik Quality Control dan konsep Lean Manufacturing fungsi
kemungkinan Kualitas penyebaran , grafik P Control, diagram Fishbone ,
Analytical Hierarchy Process , analisis Pareto yang digunakan dalam
fase yang berbeda dari model DMAIC . Variabilitas proses telah dicoba untuk
mengurangi dengan mengidentifikasi dan mengurangi akar penyebab cacat. Tujuan
utama dari penelitian ini adalah untuk membuat proses ramping dan meningkatkan
tingkat sigma.
Dalam Tahap berbeda model DMAIC berbagai
jenis alat sigma Six dan alat-alat lean seperti QFD, kontrol grafik, diagram
Fish-bone, analisis Pareto dan proses hirarki analitik dipekerjakan. Setelah
mendefinisikan masalah dan mengamati situasi di peta kendali, cacat yaitu
sekitar 80% bertanggung jawab atas variasi proses telah diidentifikasi.
Kemudian akar penyebab cacat tersebut diidentifikasi dalam tahap analisis
dengan menggunakan penyebab diagram efek, setelah beberapa panduan ditempatkan
untuk memperbaiki kondisi dengan pelaksana.
Kegunaan dan manfaat dari penerapan metode
DMAIC. Pengertian DMAIC setiap tahapannya
dengan langsung menerapkannya.:
1)
Define (D), Tahap Define
merupakan langkah operasional pertama dalam program peningkatan kualitas Six
Sigma. Dalam tahap Define dilakukan identifikasi proyek yang potensial,
mendefinisikan peran orangorang yang terlibat dalam proyek Six Siqma,
mengidentifikasi karakteristik kualitas kunci (CTQ) yang berhubungan langsung
dengan kebutuhan spesifik dari pelanggan dan menentukan tujuan.
2)
Measure (M) Measure
merupakan langkah operasional kedua dalam program peningkatan kualitas Six
Sigma, terdapat beberapa hal pokok yang harus dilakukan yaitu: 1. Melakukan dan
mengembangkan rencana pengumpulan data yang dapat dilakukan pada tingkat
proses, dan/atau output. 2. Mengukur kinerja sekarang (current performance) untuk ditetapkan sebagai baseline kinerja pada
awal proyek Six Sigma.
3)
Analyze (A) Merupakan
langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas Six Sigma.
Sebenarnya target dari program Six Sigma adalah membawa proses industri pada
kondisi yang memiliki stabilitas (stability)
dan kemampuan (capability), sehingga
mencapai tingkat kegagalan nol (zero
defect oriented)
4)
Improve ( I )
Setelah sumber-sumber dan akar penyebab permasalahan kualitas teridentifikasi,
maka perlu dilakukan penentapan rencana tindakan (action plan) untuk melaksanakan peningkatan kualitas Six Siqma,
yaitu dengan tools: Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
yang mendiskripsikan tentang alokasi sumber-sumber daya serta prioritas dan
atau alternatif yang dilakukan dalam implementasi dari rencana itu.
Pengurangan variasi
proses adalah proses yang berkesinambungan. Untuk mencapai tingkat Six
Sigma untuk setiap perusahaan manufaktur, pekerjaan yang memakan tenaga
& waktu. Dalam penelitian penulisnya hanya menekankan pada awal atau
iterasi pertama dari model DMAIC. iterasi ini perlu dilanjutkan sampai variasi
proses mengurangi ke tingkat yang diinginkan dari pendekatan sigma Six Sigma. Ramping
dan Six Sigma keduanya telah dilaksanakan sebagai bentuk terintegrasi dalam
penelitian ini untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan dukungan satu sama
lain. Bersandar Six Sigma dapat diterapkan dengan mudah di setiap jenis bidang
bisnis seperti layanan, produksi, pemasaran, penjualan dan pengadaan dan lain-lain. Hasil
utama dari pendekatan ini adalah untuk mengurangi biaya, mengurangi waktu, memaksimalkan
keuntungan, kualitas produk dan meningkatkan kepuasan pelanggan . Meskipun
semua tindakan pencegahan dan perbaikan telah ditetapkan tetapi, produsen menerapkan konsep-konsep ini tidak dapat mengklaim bahwa jumlah
barang cacat menurun. Tapi setidaknya itu dapat yakin bahwa
keberhasilan pelaksanaan teknik manajemen ini harus membawa dampak positif yang
besar bagi organisasi
Sumber : http://www.ijqr.net/journal/v7-n1/9.pdf
Nama : Lessy Novelyan P.S
Npm : 34412182
Kelas : 4ID06
BalasHapusArtikelnya menarik sekali kak, aku juga mempunyai tulisan sejenis mengenai jurnal serupa yang bisa kakak kunjungi Disini Happy Sharing