A.
Pengertian Filsafat
Filsafat atau philosophy berasal
dari kata Yunani “philosophia” yang mempunyai arti yaitu cinta kearifan, “philos” (philia,
cinta) dan “sophia” (kearifan).
Menurut pengertian
pada zaman Yunani Kuno,
filsafat
berarti cinta kearifan,
cakupan
pengertian sophia yang semula itu ternyata luas sekali. Sophia tidak
hanya berarti kearifan, melainkan
meliputi pula kebenaran pertama, pengetahuan luas, kebajikan intelektual,
pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin dan bahkan kecerdikkan dalam
memutuskan soal-soal praktis (The Liang Gie, 1999).
Filsafat berarti juga mater scientiarum yang artinya induk dari
segala ilmu pengetahuan. Kata filsafat dalam bahasa Indonesia memiliki padanan
kata falsafah (Arab), philosophie (Prancis, Belanda dan Jerman), serta
philosophy (Inggris).Dengan demikian filsafat berarti mencintai hal-hal yang
bersifat bijaksana (menjadi kata sifat) bisa berarti teman kebijaksanaan (kata
benda) atau induk dari segala ilmu pengetahuan. Timbulnya
filsafat karena manusia merasa kagum dan merasa heran. Pada tahap awalnya
kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam. Dalam
perkembangan lebih lanjut, karena persoalan manusia makin kompleks, maka tidak
semuanya dapat dijawab oleh filsafat secara memuaskan. Jawaban yang diperoleh
menurut Koento Wibisono dkk. (1997), dengan melakukan refleksi yaitu berpikir
tentang pikirannya sendiri. Dengan demikian, tidak semua persoalan itu harus
persoalan filsafat.
1. Ciri Berfikir Filsafat
Berfilsafat dapat diartikan sebagai
berfikir. Ciri berfikir filsafat adalah:
a. Radikal: berfikir radikal artinya
berfikir sampai keakar permasalahannya.
b. Sistematik, berfikir yang logis, sesuai
aturan, langkah demi langkah, berurutan, penuh kesadaran, dan penuh tanggung
jawab.
c. Universal, berfikir secara menyeluruh tidak
terbatas pada bagian tertentu tetapi mencakup seluruh aspek.
Filsafat mengkaji lima cabang utama
yaitu:
a. Logika (hal yang benar dan salah)
b. Etika (hal yang baik dan buruk)
c. Estetika (hal yang indah dan
jelek)
d. Metafisika (hakekat keberadaan
zat, pikiran, dan kaitannya)
e. Politik (organisasi pemerintahan
yang ideal)
Kelima cabang ini berkembang lagi
menjadi cabang-cabang filsafat yang lebih spesifik.
B.
Pengertian Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu merupakan bagian dari
Epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu
(pengtahuan ilmiah). Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman
yang berarti mengetahui, memahami dan mengerti benar-benar. Dalam bahasa
Inggris disebut Science, daribahasa Latin yang berasal dari kata Scientia
(pengetahuan) atau Scire (mengetahui). Sedangkan dalam bahasa Yunani adalah
Episteme (pengetahuan). Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan
tentang suatu bidang yang tersusun secara bersistem menurut metode-metode
tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang
itu (Kamus Bahasa Indonesia, 1998). Filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan
filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan zaman dan
keadaan tanpa meninggalkan pengetahuan lama. Pengetahuan lama tersebut akan
menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru. Hal ini senada dengan ungkapan
dari Archie J.Bahm (1980) bahwa ilmu pengetahuan (sebagai teori) adalah sesuatu
yang selalu berubah.
C.
Pengertian Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Beberapa pendapat para ahli tentang ilmu
pengetahuan :
Dr. Mohammad
Hatta mendefinisikan “Tiap-tiap ilmu pengetahuan yang
teratur tentang pekerjaan kausal dalam satu golongan masalah yang sama
tabiatnya, baik menurut kedudukannya tampak dari luar maupun menurut
bangunannya dari dalam.”
Hakekat Pengetahuan
Ada dua teori yang digunakan untuk
mengetahui hakekat Pengetahuan:
1. Realisme, teori ini mempunyai
pandangan realistis terhadap alam. Pengetahuan adalah gambaran yang sebenarnya
dari apa yang ada dalam alam nyata.
2. Idealisme, teori ini menerangkan
bahwa pengetahuan adalah proses-proses mental/psikologis yang bersifat
subjektif. Pengetahuan merupakan gambaran subjektif tentang sesuatu yang ada
dalam alam menurut pendapat atau penglihatan orang yang mengalami dan
mengetahuinya. Premis pokok adalah jiwa yang mempunyai kedudukan utama dalam
alam semesta.
2. Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan
Menurut The Liang Gie (1987) ilmu
pengetahuan mempunyai 5 ciri pokok yaitu
:
1. Empiris,
pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan
2. Sistematis,
berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu
mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur
3. Objektif, ilmu
berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi
4. Analitis, pengetahuan
ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian yang terperinci
untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu
5. Verifikatif, dapat
diperiksa kebenarannya oleh siapa pun juga.
D.
Peranan filsafat dalam Ilmu pengetahuan
Ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam
mengorientasikan diri dalam dunia dan memecahkan berbagai persoalan hidup.
Berbeda dari binatang, manusia tidak dapat membiarkan insting mengatur
perilakunya. Untuk mengatasi masalah-masalah, manusia membutuhkan kesadaran
dalam memahami lingkungannya. Di sinilah ilmu-ilmu membantu manusia
mensistematisasikan apa yang diketahui manusia dan mengorganisasikan proses
pencariannya.
Pada
kenyataannya peranan ilmu pengetahuan dalam membantu manusia mengatasi masalah
kehidupannya sesungguhnya terbatas. Seperti yang telah diungkapkan pada bagian
pendahuluan, keterbatasan itu terletak pada cara kerja ilmu-ilmu pengetahuan
yang hanya membatasi diri pada tujuan atau bidang tertentu. Karena pembatasan
itu, ilmu pengetahuan tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang
keseluruhan manusia. Untuk mengatasi masalah ini, ilmu-ilmu pengetahuan
membutuhkan filsafat. Dalam hal inilah filsafat menjadi hal yang penting.
Dari
dua penilaian filsafat atas kebenaran ilmu-ilmu di atas, dapat dillihat bahwa
ilmu-ilmu pengetahuan (ilmu-ilmu pasti) tidak langsung berkecimpung dalam usaha
manusia menuju kebenaran. Usaha ilmu-ilmu itu lebih merupakan suatu sumbangan
agar pengetahuan itu sendiri semakin mendekati kebenaran. Filsafatlah yang
secara langsung berperan dalam usaha manusia untuk mencari kebenaran. Di dalam
filsafat, berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan kebenaran dikumpulkan dan
diolah demi menemukan jawaban yang memadai.
Tampak jelas
bahwa filsafat selalu mengarah pada pencarian akan kebenaran. Pencarian itu
dapat dilakukan dengan menilai ilmu-ilmu pengetahuan yang ada secara kritis
sambil berusaha menemukan jawaban yang benar. Inilah yang menunjukkan kekhasan
filsafat di hadapan berbagai ilmu pengetahuan yang ada. Filsafat selalu terbuka
untuk berdialog dan bekerjasama dengan berbagai ilmu pengetahuan dalam rangka
pencarian akan kebenaran. Baik ilmu pengetahuan maupun filsafat, bila diarahkan
secara tepat dapat sangat membantu kehidupan manusia.
Membangun ilmu pengetahuan diperlukan konsistensi yang
terus berpegang pada paradigma yang membentuknya. Kearifan memperbaiki
paradigma ilmu pengetahuan nampaknya sangat diperlukan agar ilmu pengetahuan
seiring dengan tantangan zaman, karena ilmu pengetahuan tidak hidup dengan
dirinya sendiri, tetapi harus mempunyai manfaat kepada kehidupan dunia
Hampir semua kemampuan pemikiran (thought) manusia
didominasi oleh pendekatan filsafat. Pengetahuan manusia yang dihasilkan
melalui proses berpikir selalu digunakannya untuk menyingkap tabir
ketidaktahuan dan mencari solusi masalah kehidupan.antara ilmu Pengetahuan dan
ilmu Filsafat ada persamaan dan perbedaannya. Ilmu
Pengetahuan bersifat Posterior kesimpulannya ditarik setelah melakukan pengujian-pengujian
secara berulang-ulang sedangkan Filsafat bersifat priori kesimpulannya ditarik
tanpa pengujian,sebab Filsafat tidak mengharuskan adanya data empiris seperti
yang dimiliki ilmu karena Filsafat bersifat Spekulatif. Ilmu memiliki
tugas melukiskan filsafat bertugas untuk menafsirkan kesemestaan aktivitas ilmu
digerakkan oleh pertanyaan bagaimana menjawab pelukisan fakta sedangkan
filsafat menjawab atas pertanyaan lanjutan bagaimana sesungguhnya fakat itu
darimana awalnya dan akan kemana akhirnya
Sumber: http://staff.uny.ac.id/sites/..../handout%20-%20FILSAFAT%20ILMU.pdf
http://veronica.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../Filsafat+dan+Etika.pdf
Nama: Lessy Novelyan Permata Sari
Kelas : 3ID06
Npm : 34412182
Softskill Mata Kuliah "Metode Penelitian"
Softskill Mata Kuliah "Metode Penelitian"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar